KATA MEREKA

Kata Wali Santri

Jumhar Adam dan Fatmawati

Saya mabuk Haramain. Saya percayakan putra-putri saya untuk belajar di Haramain, karena saya percaya pada Haramain, saya jatuh cinta pada Haramain.
Saya berfikir, setelah mengetahui kalau sebagian pendidik atau guru-guru mereka adalah alumni yang memiliki umur hampir setara dengan para murid saja
sudah menghasilkan kwalitas santri
dan santriwati seperti saat ini,
apalagi ust/ustdzh besarnya.

Saya mabuk Haramain. Saya percayakan putra-putri saya untuk belajar di Haramain, karena saya percaya pada Haramain, saya jatuh cinta pada Haramain. Saya berfikir, setelah mengetahui kalau sebagian pendidik atau guru-guru mereka adalah alumni yang memiliki umur hampir setara dengan para murid saja sudah menghasilkan kwalitas santri dan santriwati seperti saat ini, apalagi ust/ustdzh yang lebih besar dari mereka.
Saya mempercayai Haramain mendidik anak-anak saya terutama karena Bahasanya. Memang banyak sekolah luar yang mengajarkan Bahasa, tetapi hanya jago pada teori saja, sedangkan praktiknya kurang. Karena itu saya memilih Haramain, nanti setelah mereka paham berbahasa, maka insya Allah mereka akan tidak terlalu sulit atau bisa dikatakan mudah memahami agama pula.
Seandainya besok, kelima anak saya telah saya masukkan ke Haramain, saya tidak akan hilang dari Haramain, karena seperti yang saya katakan saya jatuh cinta pada Haramain.
Seandainya ada orang-orang yang melecehkan, atau menghina Haramain, rasanya seperti saya sendiri yang dilecehkan, dihina. Saya selalu ingin membelanya.
Jika ada yang menganggap administrasi di Haramain mahal, setara dengan Universitaslah, atau satuan pendidikan apalah. Saya tidak menyanggah hal itu, tetapi saya katakan bahwa kita mencari uang kesana kemari, bersusah payah, tapi saat kita melihat anak-anak kita yang dididik Haramain, rasanya semua lelah itu hilang. Keringat terkuras, hasilnya memuaskan.
Haramain juga adalah satu-satunya NW yang modern. Maju dengan Bahasa, multimedia dan lain-lain tapi ada satu hal yang saya inginkan dilakukan Haramain, mengenai tahfizul Qur’an. Agar, saat santri/santriwatinya keluar dari pondok atau menamatkan pendidikan mereka, bisa terlihat kalau alumni Haramain tidak hanya pintar dalam Bahasa dan multimedia, melainkan juga tetap berpegang pada Agama.
Saya mempunyai sebuah TPQ yang telah berdiri dari tahun 1994, bernama TPQ As Salamah yang menurut saya adalah bukti dari Haramain. Karena keempat anak-anak saya yang telah saya masukkan ke Haramain, setiap pulangnya selalu membagi ilmu disana. Apa yang diajarkan di Haramain diajarkan pula pada TPQ itu. dan dari sini, saya bisa melihat apa yang diajarkan di Haramain pada anak-anak saya, dan dari TPQ ini pula saya bisa mempromosikan Haramain. Banyak yang berminat masuk Haramain karena melihat kwalitas dari TPQ ini, yang sebagian besar, diadopsi dari Nurul Haramain.
Intinya, saya berterima kasih pada Haramain…dan saya cinta Haramain.red

Wali Santri Baru [Amat]

Saya tau Haramain dari teman saya, dua tahun lalu. Meskipun saya tidak begitu tau benar bagaimana Haramain itu, saya memasukkan putri semata wayang saya ke Haramain. Tujuan utama saya adalah untuk menjaga akhlak putri saya. Karena seperti yang kita tau pergaulan di zaman sekarang ini. Kalau mengikuti kata hati, namanya putri semata wayang pastilah ada rasa berat, tapi memang inilah usaha kami.

Selain karena ingin menjaga akhlaknya, tujuan lainnya adalah ingin putri saya bisa berbahasa, tidak takut menghadapi tuntutan dunia global.

Dan selama saya perhatikan, Haramain begitu ketat dengan disiplinnya. Jika suatu saat putri saya melanggar dan dihukum, saya rasa itu wajar saja. Tentunya dengan batasan-batasan yang jelas. Terakhir, saya percaya Haramain bisa mewujudkan mimpi saya dan putri saya.