The Third In USA

The Third In USA

“Saya adalah orang ketiga” kata Susilahudin Putrawangsa yang akrab dipanggil Sis disela-sela aktifitasnya ketika diwawancarai oleh tim redaksi. Dia adalah orang ketiga dari 3 alumni pondok pesantren Nurul Haramain NW Nar

mada yang dipilih oleh IIEF (The Indonesian International English Foundation) guna mengikuti IELSP (Indonesia English Language Study Program) di universitas-universitas di Amerika Serikat selama dua bulan.

Yang menraik dari temuan kami adalah ketiga alumni tersebut di atas adalah alumni yang berasal dari angkatan yang sama, yaitu Alumni NAM CORY DE AMOR yang tamat pada tahun 2004 dan berangkat ke Amerika Serikat secara berurutan pada tiga tahun terakhir ini, yaitu dari tahun 2008, 2009, dan 2010. Hal yang menarik lainnya adalah ketiga orang tersebut berasal dari lembaga pendidikan yang sama, yaitu Institut Agama Islam Negeri Mataram dan tidak ada satupun dari mereka adalah mahasiswa yang mengambil jurusan Bahasa Inggris.
Untuk mengetahui bagaimana dan apa yang dia lakukan selama program tersebut berikut adalah petikan wawancara redaksi bersama Susilahudin Putrawangsa.
R : Bagaimana ceritanya sehingga terpilih untuk mengikuti program tersebut?
S : Awalnya, alumni yang telah berangkat sebelumnya mengimformasikan program tersebut. Ada beberapa pra-syarat yang harus terpenuhi untuk dapat mendaftar sebagai salah satu kandidat peserta yaitu salah satunya memenuhi nilai TOEFL ITP minimal 450. Kemudian mengirim formulir pendaftaran ke kantor pusat di Jakarta disertai dengan sertifikat kegiatan, piagam prestasi atau sejenisnya yang pernah  didapat. Setelah berkas formulir diperikasa dan diseleksi dengan kandidat lainnya, maka yang dianggap lulus pada tahap ini akan melanjutkan pada tahap seleksi berikutnya yaitu test interview atau wawancara menggunakan Bahasa Inggris. Memang, sebagian besar peserta dieliminasi pada tahap ini.  Kandidat yang dinyatakan lulus akan melanjutkan pada test TOEFL lagi dan ini merupakan tahap test tahap akhir. Kandidat yang berhasil menyelesaikan test akhir ini dengan baik, secara positif terpilih sabagai peserta IELSP tersebut.
R : Bagaimana persaingan antara kandidat-kandidat peserta lainnya?
S : Para kandidat peserta adalah mahasiswa yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia, baik yang berasal dari universitas, institut, atau sekolah tinggi negeri maupun swasta, baik yang berada di tingkat daerah maupun di pusat, dimana untuk gelombang keberangkatan tahun 2010 ada ada tiga ribuan mahasiswa yang mendaftar dan hanya 61 peserta yang akan dipilih. Jadi, anda bisa membayangkan arus persaingan diantara para kandidat tersebut.
R : Anda menyebutkan bahwasannya anda adalah orang ketiga dari Alumni Pondok Pesantren Nurul Haramain NW Narmada yang telah berhasil mengikuti program ini. Siapakah mereka itu?
S : Benar. Ada dua mahasiswa yang merupakan alumni pondok kita yang berangkat sebelumnya yaitu Leni Hartati (Jurusan pendidikan IPA-Biologi) pada tahun keberangkatan 2008, kemudian Mutawalli (Jurusan Pendidikan Bahasa Arab) pada tahun 2009, dan kami sendiri Susilahudin Putrawangsa (Jurusan Pendidikan Matematika) pada tahun 2010 ini.
R : Bisakah anda menjelasakan secara umum kegiatan yang anda lakukan selama dua bulan di negeri Paman Sam?
S :  Secara garis besarnya, program ini bertujuan untuk menyiapkan dan mematangkan kemampuan Bahasa Inggris peserta, khususnya Bahasa Inggris dalam dunia akademik, sehingga mampu bersaing dangan mahasiswa international dari negara lainnya ketika melanjutkan pendidikannya di luar negeri nantinya. Jadi, kegiatan yang kami ikuti tidak jauh dari tujuan tersebut yaitu pematangan kemampuan Bahasa Inggris baik kemampuan menulis (writing skills) maupun berbicara (speaking skills) yang disertai dengan perkenalan dan pemahaman budaya kehidupan orang-orang barat secara langsung dan sebaliknya. Selama dua bulan di tanah rantauan tersebut, kita diperlakukan layaknya mahasiswa-mahasiswa Amerika Serikat lainnya, yaitu mengambil program perkuliahan dan mengikuti program perkuliahan tersebut sesuai dengan jadwal yang ada, atau lebih tepatnya seperti layaknya mengikuti suatu kursus Bahasa Inggris. Selain itu, khusus untuk mahasiswa IELSP mengikuti beberapa program tambahan, yaitu study tour ke sekolah-sekolah, kota-kota besar, area wisata, dan tempat-tempat bersejarah di Amerika Serikat.
R : Menurut anda siapakah yang paling berperan sehingga anda berhasil terpilih sebagai peserta program ini?
S : Saya yakin bahwa dua alumni yang berangkat sebelumnya akan setuju dengan pendapat saya bahwa apa yang kami dapatkan selama menjadi santri, atau dengan kata lain pondok pesantren Nurul Haramainlah yang paling berperan besar terhadap keberhasilan kami mengikuti program ini. Selain itu, dukungan keluarga terutama dari ibunda tercinta adalah energi yang tiada tara menggerakkan usaha saya untuk mencapai hal itu. Thank Mom. Lainnya, dorongan dari teman-teman di kampus (Herjan, Waink, Uri, dan lainnya) dan teman-teman di pondok (Ust. Husnain, kak. Hakim, Mr. Romzy, Mr. Nurkholis, Ust. Taisir, Ust. Fuji, Ust. Wawan dan lainnya) adalah motor penggerak yang tiada henti menasehati dan menyemangati. Terima kasih untuk semuanya teman-temanku.
R : Apakah ada pesan yang ingin anda sampikan untuk adik-adik santri dan santriwati?
S : Ma’af sebelumnya, bukan bermaksud untuk menggurui atau menganggap diri lebih baik tapi selebihnya berasal dari pengalaman hidup yang saya alami, bahwa “jika kita melakukan yang baik, maka kita akan mendapatkan yang baik juga, dan begitu pula sebaliknya…”. Masih teringat segar di pikiran saya, beratnya usaha yang saya lakukan, belajar hingga larut malam, tidak mengenal siang mapun malam hanya untuk mengenal yang namanya Bahasa Inggris ini, dan Alhamdulillah, Allah-pun membalas usaha tersebut dengan hadiah Pengalaman Jalan-Jalan ke Negeri Paman Sam, suatu espektasi yang dinanti-nanti oleh orang banyak. Subhanallah wa Alhamdulillah. Mudah-mudahan apa yang kami dapatkan menjadi motivasi  buat adik-adik santri maupun santriwati dan lebih meyakini bahwa pendidikan di pondok berada pada jalur pendidikan yang tepat.Z